Pernah lihat seseorang dengan kusta atau down syndrome? Apa yang ada dipikirian kita ketika melihat mereka? Masih banyak loh yang underestimate dan menganggap kalau orang dengan disabilitas itu aneh. Banyak yang akhirnya menjauhi karena memang stigma dan diskriminasi itu masih terjadi.
Padahal, anak dengan down syndorme itu bisa hidup setara dengan orang-orang normal lainnya. Begitu juga dengan penderita kusta. Kusta bukan penyakit kutukan seperti stigma yang beredar, yang pada akhirnya mereka malah mendapatkan diskriminasi.
Minggu lalu, saya mengkiuti diskusi Ruang Publik KBR bersama NLR Indonesia yang mengangkat tema 'Lawan Stigma untuk Dunia yang Setara'. Saya mengikuti diskusi ini lewat channel YouTube Berita KBR. Dalam diskusi ini, narasumber yang hadir diantaranya:
- dr. Oom Komariah, M.Kes selaku Ketua Pelaksana Hari Down Syndrome Dunia (HDSD), Persatuan Orang Tua Anak Down Syndrome (POTADS)
- Uswatun Khasanah, Penyintas Kusta
Mengenal Kusta
Kusta merupakan penyakit menular yang menyerang kulit. Jika segara ditangani, maka penderita kusta bisa sembuh dan tidak mengalami kecacatan. Namun, jika terlambat untuk diobati, kusta bisa menyerang saraf yang bisa mengakibatkan hilangnya sensasi rasa (mati rasa), termasuk rasa sakit. Hal itu yang menyebabkan luka atau cedera yang dialami penderita kusat jadi ngga berasa. Buruknya, si penderita bisa mengalami gejala hilangnya jari tangan dan kaki.
Apa aja gejala kusta yang perlu diwaspadai? berikut gejala-gejala kusta yang mungkin bisa jadi awareness buat kita semua.
- Muncul becak putih, berwarna lebih terang, dan menebal di kulit
- Muncul luka tapi tidak terasa sakit
- Mati rasa di kulit, termasuk kehilangan kemampuan merasakan sentuhan, tekanan, suhu, dan rasa sakit
- Otot melemah, terutama otot tangan dan kaki
- Pembesaran saraf yang biasanya terjadi di siku dan lutut
- Mata menjadi kering dan jadi jarang mengedip
- Kehilangan alisa dan bulu mata
- Hidung tersumbat, mimisan, atau kehilangan tulang hidung
Kusta kering pengobatannya 6 bulan, bercak kurang dari 5 bercaknya seperti bercak putih seperti panu tapi bercak kemerahannya, mati rasa. kerusakan hanya pada saraf di satu tempat. Sedangkan, Kusta basah, bercaknya lebih dari 5, bercaknya putih kemerahan, penebalan dan pembengkakan pada bercaknya, kerusakan banyak pada saraf tepi.
Kusta memang penyakit menular, tapi kalau ditangani dengan segara dan rutin minum obat, maka kusta bisa disembuhkan. Stigma yang beredar di masyarakat memang perlu diluruskan. Masih perlu edukasi yang menyeluruh, agar stigma itu perlahan hilang dari masyarakat.
"Kita (penderita kusta) harus sembuh. Untuk sembuh harus disiplin minum obat, mendengarkan saran dari dokter. Kita harus jaga pola hidup. Terus berpikir positif bahwa penyakit ini bisa sembuh" Uswatun Khasanah
Bersahabat Dengan Down Syndrome
Satu lagi yang sering menjadi stigma adalah down syndrome. Rasanya tidak ada orangtua yang ingin diangugerahi anak disabilitas. Semua harapan orangtua maunya punya anak yang sempurna, tidak kurang satupun. Buat yang belum mengalami memiliki anak dengan keistimewaan seperti down syndrome, rasanya pasti akan mudah saja bilang 'terima takdir saja". Tapi, ketika ada di posisi orangtua dengan anak down syndrome, rasa marah dan benci pasti akan ada.
![]() |
Anak dengan Down Syndrome (sumber : halosehat) |
Kenapa bayi yang lahir bisa didiagnosis mengalami down syndrome? Secara umum, down syndrome sudah bisa dilihat dari wajah saja. Biasanya, penderita down syndrome memiliki wajah yang sama. Selain bisa dilihat dari wajah, ciri-ciri down syndrome diantaranya:
- Kepala berukuran kecil
- Wajah dan hidung datar
- Leher pendek dengan kulit berlebih di bagian belakang
- Kondisi tonus otot buruk, atau tidak berfungsi dengan baik
- Ukuran kepala, telinga, dan mulut kecil
- Mata miring ke atas, disertai denga lipata kulit yang keluar dari kelopak mata atas dan menutupi sudut mata bagian dalam (fisura palpebral)
- Tangan lebar dengan jari-jari yang pendek
- Ukuran tangan dan kaki kecil
- Ada bagian lekukan dalam pada jari kaki pertama dan jari kedua
Orangtua 'terpilih' yang diamanahi anak dengan down syndrome, sangat perlu support dari lingkungan, terutama keluarga. Mereka akan kuat ketika mendapatkan banyak dukungan. Yang pada akhirnya, mereka mau berlapang dada menerima takdir.
Begitu juga dengan penderita kusta. Mereka sangat perlu support yang akan menjadikan mereka mau bertahan. Mau berobat dan memiliki keinginan kuat untuk sembuh.
Kusta dan down syndrome bukan aib, apalagi kutukan. Hanya saja perlu penanganan yang insentif dan penuh semangat untuk bisa melaluinya. Sudah banyak info dan edukasi yang tersebar di jagat maya seputar kusta dan down syndrome. Jadi kita bisa mencari tahu dan mulai meningkatkan awareness.
Penderita kusta dan down syndrome, bisa hidup normal layaknya kita yang normal. Mereka perlu dukungan dan semangat, bukan stigma yang malah akan menghilangkan semangat mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar