Salah satu yang menjadikan coffee shop jadi asik buat dikunjungi adalah pemilihan lokasi. View yang ditawarkan juga jadi salah satu point penting. Makin asik view-nya, biasanya bakal semakin ramai dikunjungi. Apalagi kalau kopi dan menu yang ditawarkan memiliki taste yang enak. Ya sudahlah, bisa makin ramai aja didatangi.
Salah satu dari sekian banyak coffee shop asik di Bandung, ada Jalajiva yang memiliki lokasi berbeda dari yang lain. Kenapa saya bilang beda, karena lokasinya ada di hutan. Memang bukan hutan yang benar-benar hutan, dengan pepohonan tinggi menjulang dan rapat. Tapi buat saya, lokasinya memang seperti di hutan. Itu sih view yang bikin Jalajiva, cukup ramai dikunjungi. Jauh dari pinggir jalan utama yang bising.
Saya membelokkan mobil ketika signage Jalajiva terlihat dari jalan raya. Masuk ke area parkir yang masih sepi. Saya pikir, mungkin belum terlalu ramai dengan tamu. Setelah parkir, saya dan teman-teman berjalan menuju area coffee shop. Ngga seperti kafe pada umumnya, untuk bisa sampai di bangunan coffee shop, kami harus berjalan dulu melewati lorong berdinding jingga. Cukup membuat hati agak dagdigdug, ketika melewatinya. Lorongnya memang ngga pengap, tapi berada di dalam lorong itu bikin saya agak sesak. Jadi pas melewati lorong, saya jalan agak cepat agar segera ketemu lagi dengan area terbuka.
Setelah lorong, harus turun melewati tangga besi yang ngga begitu landai. Perlu hati-hati saat menuruninya. Saat saya datang, sedang gerimis yang cukup banyak juga. Tangganya jadi licin dan harus hati-hati sekali saat turun. Khawatir tergelincir.
Setelah menuruni tangga, bangunan kafenya mulai terlihat. Lebih terlihat seperti rumah yang berada di tengah hutan. Ada bangku dan meja yang sudah ditata di luar. Buat yang ingin menikmati secangkir kopi dan alam, bisa memilih duduk di area luar. Tapi, karena sedang gerimis dan kami butuh tempat yang agak privat, saya dan teman-teman memilih duduk di bagian dalam. Area privat lengkap dengan pendingin ruangan.
Pesan Apa?
Ketika masuk, mata langsung disuguhi banyak merchandise yang tergantung di dinding. Ada stiker, gantungan kunci, lukisan, dan yang lainnya.
Barista menyapa rombongan kami yang cukup berisik. Satu-satu memesan minuman. Dari 10 orang, yang tidak minum kopi ada 4 orang. Sisanya memesan kopi, bahkan kopi yang menjadi signature Jalajiva. Pesanan kami diantaranya;
- Ice Houjicha (32k)
- Hot Chocolate (32k)
- Strawberry Milk (32k)
- Manual Brew with Local Beans (28k)
- Manual Brew with Import Beans (35k)
- Bukan Air Biasa / air mineral dalam kaleng (15k)
- Butterscotch Latte (30k)
- Kopi Susu Kenapa (25k)
- Pisang Goreng Wijen (35k)
- Snack Platter Empat Serangkai with additional garlic & chili sprinkle (56k)
Untuk rasa kopi, saya ngga taruh ekspektasi tinggi. Saya pesan kopi susu kelapa, tapi cukup enak. Rasa kopi dan kelapanya ngeblend dengan baik. Gurih dan wangi aroma kelapanya, enak. Sayangnya, Jalajiva menggunakan gelas kecil untuk menyajikan kopinya. Belum puas menikmati kopi, eh sudah habis. Ngga seperti coffee shop lain yang menggunakan gelas lebih tinggi. Lebih puas menikmati kopi.
Karena saya ngga nyobain minuman pesanan teman, jadi saya ngga bisa ya menjelaskan gimana rasanya. Teman-teman saya sih cuma bilang enak dengan minuman pesanannya.
Untuk snack yang kami pesan, pisang goreng wijennya enak. Isi satu porsinya sih cukup banyak, pas buat kami saling sharing. Snack platternya juga enak. Isian snack platter empat serangkainya terdiri dari; kulit ayam, bawang bombay, kentang goreng, dan jamur goreng. Snack platter ini juga enak. Dinikmati dengan garlic sauce dan chili sprinkle yang gurih dan wangi.
Fasilitas
Selain ada ruangan yang lebih privat, ada area outdoor yang cukup luas. Walau ada lampu-lampu, agak nganu sih kalau nongkrongnya di luar. Selain banyak nyamuk, agak creepy ngopi sambil berhadapan dengan pohon-pohon tinggi. Soal nyamuk, pihak kafe sudah antisipasi dengan menyediakan lotion anti nyamuk. Tamu yang tetap mau ngopi di luar, bisa minta lotion anti nyamuk pada barista.
Jalajiva menyediakan mushola yang seadanya. Cukup buat 2-3 orang shalat. Toilet ada 1 di luar which is bisa dipakai laki-laki dan perempuan. Jadi memang ngga ada toilet khusus perempuan atau laki-laki. Walau agak-agak gimana gitu, tapi untungnya toilet yang ada cukup bersih dan ngga berbau.
Oh iya, di Jalajiva untuk parkir ngga gratis ya. Biaya parkir akan dibebankan ke pengunjung dan akan diminta bayar sekaligus saat memesan menu. Untuk mobil biaya parkirnya Rp. 4.000 dan untuk motor Rp. 2.000
Rating
Jalajiva menawarkan suasana memang nyaman untuk menikmati secangkir kopi. Berada di antara rimbunan pepohonan, membuat Jalajiva cukup untuk refreshing. Konsepnya benar-benar dibuat agar para tamu bisa 'healing' dari kebisingan kota dan penat karena pekerjaan. Kalau siang dan hari, cukup asik ngopi di bawah rindangnya pohon. Tapi kalau malam, better di teras atau masuk sekalian ke dalam kafe.
Rating untuk Jalajiva 4.5/5 dengan segala view dan menu yang ditawarkan. Jalajiva cocok buat kamu yang mau ngopi sambil refreshing. Kalau ngopi di coffee shop pinggir jalan yang ramai itu sudah biasa, cobain deh, ngopi di lokasi dimana kamu harus masuk ke dalam lorong terlebih dulu. Sebelum sampai dan akhirnya bisa menikmati secangkir kopi.
📍Jalajiva
Jl. Dr. Setiabudi No.72, Hegarmanah, Kec. Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat 40141
Comments
Post a Comment