Skip to main content

Pengalaman Pertama Hiking di Sentul, Terabas Hutan Dengan Track Menengah

Beberapa hari yang lalu, teman ada yang ngajakin hiking ke Sentul. Lalu, saya teringat perjalanan di akhir tahun 2020. Saya dan teman-teman pengurus Indonesia Hijab Blogger melakukan hiking untuk kali pertama. Ibu-ibu, rame-rame nanjak ke pinggiran gunung bermodal niat. Setelah itu, saya belum ada kesempatan lagi buat hiking. Padahal mah rasanya greget pengen lagi. Tapi waktunya belum pas aja.

Hiking pertama buat saya, begitupun dengan yang lain. Benar-benar baru pertama dan keinginan buat menjelajah alam ciptaan Allah terlalu kuat. Makanya, pas ngide buat hiking sekaligus pembubaran panitia Milad IHB, langsung setuju. Ada sih beberapa yang memang berhalangan dan jadinya ngga bisa ikutan.

Hiking for Refreshing 

Sebelum cerita gimana perjalanan hiking saya sama teman-teman, ada yang tau ngga sih, bedanya hiking dengan trekking? Sekilas tampak sama aja ya. Tapi ternyata keduanya beda. Awalnya, saya menyebut perjalanan naik gunung buat seru-seruan itu namanya trekking, eh ternyata salah dong.

Trekking yang konteksnya pegunungan, adalah perjalanan yang berlangsung dalam beberapa hari. Dilakukan dengan berjalan di jalan setapak dengan medan yang lebih sulit. Trekking biasanya lebih intens dan memerlukan kemampuan navigasi tingkat tinggi. Dalam trekking, biasanya pendaki bakal mendirikan tenda untuk berteduh. Rutenya jauh lebih sulit dari hiking yang lebih menantang dan kasar, jalurnya tidak terlihat dan biasanya sulit buat diikuti. 

Kalau mau trekking, kita butuh bawa peralatan yang lengkap. Karena akan jauh lebih menantang. Untuk trekking, jarak tempuhnya antara 50 km sampai yang ekstrem 1000 km. 

Sedangkan Hiking, rute atau jalurnya sudah ada. Tidak meraba istilahnya. Bahkan beberapa jalur sudah dibuat lebih nyaman dengan track yang jelas. Tapi, hiking juga ada rintangannya. Makanya, tetap dibutuhkan peralatan yang mendukung. Termasuk sepatu khusus untuk melewati medan yang terjal. Track yang dilewati biasanya akan bervariasi seperti tanah, bebatuan, hingga jalan yang penuh ilalang.

Jarak tempuh hiking biasanya antara 3 km sampai 50 km dengan berbagai tingkat kesulitan. Ada yang jalur pemula, menengah, hingga advance. Hiking biasanya for fun dan ngga harus naik gunung. Hiking bisa berupa perjalanan menyusuri taman nasional, hutan, bukit, kawasan pedesaan, hingga perjalanan menuju air terjun.

Nah, karena ini adalah pengalaman pertama saya dan teman-teman dari IHB, jadi kami memutuskan menggunakan jasa guide. Kami mengambil paket yang ditawarkan oleh Whatravel Trekking Club, sebuah tour agency dibawah naungan Whatravel Travel Agency.

Setelah personil lengkap di meeting point, kami dibawa menuju titik awal. Jalur yang dipilih adalah jalur menengah, yang tracknya bervariasi. Sebelum masuk hutan, kami diminta buat melakukan gerakan pemanasan buat menghindari kram dan cidera. Ada guide yang mengawal kami melintasi track. Kami dipinjami trekking pole untuk membantu berjalan melewati track yang tak terduga. 

Untuk level menengah yang kami ambil ini jaraknya sekitar 7 km. Ada 3 curug (air terjun) yang akan dikunjungi, diantaranya : Curug Hordeng, Curug Kembar, dan Curug Ciburial. Waktu tempuh dari titik awal sampai curug sekitar 3-4 jam. 

Dalam perjalanan, banyak sekali hal baru yang kami temukan. Bertemu dengan padang rumput yang luas di awal perjalanan. Pas banget buat mengurangi rasa tegang kami yang baru pertama kali hiking. Setelah padang rumput, mata ini menangkap karya Allah selanjutnya. Sawah bertingkat yang ditumbuhi padi. Samaein tinggi, suguhan alam semakin cantik.

Pemberhentian pertama, di sebuah gubuk. Mengatur pernafasan, makan snack, minum, dan emosi. Pemberitahuan kedua, ada di puncak dimana view-nya lebih Masya Allah lagi.

Walau tracknya bisa dibilang tidak mudah, tapi perjalanan hiking membat saya ngga berhenti bersukur. Benar-benar refreshing yang menyenangkan.

Perjalanan Penuh Syukur

Hiking bagi saya adalah momen dimana rasa syukur menjadi sebuah ujian. Saat disuguhi begitu banyak karya Allah, apakah kita bersyukur atau hanya menganggap semuanya biasa aja? 

Setelah menempuh perjalan berliku, kami 'dihadiahi' dengan pemandangan air terjun yang indah. Bukan 1 atau 2, tapi 3, walau jaraknya tidak berdekatan. Mendengar suara air yang jatuh dari ketinggian, candu dan menenangkan. Kami main air dan diperbolehkan untuk berenang. Guide yang menemani, dengan sabar menunggu ibu-ibu perkotaan yang heboh ini ketemu air terjun.

Manusia pada umumnya memang baru akan bersyukur ketika menyaksikan keindahan ciptaan Allah. Keindahan yang ngga pernah dilihat dalam kehidupan sehari-hari. 

Comments

Most Wanted