Salah satu spot yang masuk dalam itinerary di trip Sumatera lebaran kemarin, adalah Istano Pagaruyung. Saya memang ngga ingat, bagiamana dulu saya diajak mama papa ke Istana ini. Hanya foto yang akhirnya seakan bercerita. Menurut mama, saat itu umur saya baru 2 tahun. Papa yang memang hobinya membahagiakan dan membuat momen indah buat anak istrinya, mengajak kami pulang kampung. Ya, mama berasal dari Sumatera Barat. Tepatnya dari Batusangkar. Nah, kalau mau ke Batusangkar, kita akan melewati istana besar yang bentuknya seperti rumah gadang, rumah adat Sumatera Barat. Ketika bisa menjejakan kaki lagi di Istano Basa Pagaruyung, ada melow-melownya juga. Langsung teringat papa, yang pernah mengusahakan saya, abang, dan mama untuk bisa sampai di istana nan indah ini. Kalau papa Masih ada, pasti langsung mengalir cerita-cerita puluhan tahun lalu. Ketika ia membawa kami pulang kampung. Dan, akhirnya saya, suami, dan anak-anak bisa menjejakkan kaki di sebuah peninggalan sejarah, yang megah. Is...
Biasanya kalau pengen ngopi, perginya ke coffee shop yang fancy dan estetik. Nah, kemarin tuh diajakin sama suami ke coffee shop yang menurut saya out of the box sih. Kupikir, coffee shop cakep dengan detail yang minimalis estetik. Ternyata, dibawa ke coffee shop yang lokasinya agak lain. Bayangin, bekas pabrik diubah jadi coffee shop. Pabriknya kaya udah puluhan tahun kosong, ngga kepakai. Vibesnya berasa old banget. Ada rasa kurang nyaman juga, dengan bentuk bangunannya yang berasa masuk ke gudang tua. Saat Seduh, jadi coffee shop dengan konsep yang unik, yang saya kunjungi. Area parkir berada di belakang gedung. Karena saya datang ketika malam hari, jadi ngga terlalu keliatan juga bagaimana kondisi parkiran. Terlihat rumput-rumput yang tinggi. Gedung tua yang apakah memang sengaja dibiarkan dengan kondisi seadaanya. Mungkin bagi sebagian orang, tampilan gedung dengan kesan vintage seperti itu dianggap keren. Dari Pabrik Besi, Jadi Coffee Shop Unik Jujur ngga expect sama sekali ...