Skip to main content

Jalan-Jalan ke Bogor Naik Kereta Dari Bekasi

Wacana mau ke Bogor naik kereta sebenarnya sudah lama sekali. Alhamdulillah, akhirnya bisa terealisasi di liburan akhir tahun ini. Pas banget anak-anak juga lagi ngumpul semua. Bahkan yang kuliah, bela-belain datang dari Surabaya buat liburan dulu di rumah, walau cuma libur seminggu aja. 

Jalan-Jalan ke Bogor Naik Kereta

Kalau biasanya pergi dengan formasi lengkap, kita akan pakai mobil, kali ini beda. Karena mau ngasih experience yang beda sama anak-anak, jadi saya dan suami ngajak mereka buat jalan-jalan ke Bogor naik kereta. Sudah kebayang serunya ngajak mereka jalan kaki menyusuri kota. Suami sudah bikin plan, kalau kami harus jalan ke kaki dari stasiun menuju satu tempat makan yang katanya rame. Suami sih bilangnya jaraknya dekat dari stasiun. 

Naik LRT Lalu Nyambung KRL 


Tadinya, suami ngajak langsung naik KRL dari stasiun Bekasi menuju Manggarai. Tapi, saya maunya tetap yang lebih nyaman. Jadi dari rumah, kami menuju stasiun LRT Jatimulya, jaraknya cuma 1 km aja dari rumah. Dan bagi saya, naik LRT memang jauh lebih nyaman. Menghindari mampir ke Stasiun Manggarai juga, jadinya memilih mix antara LRT Dan KRL nantinya. 

Suami baru pertama kali naik LRT, jadi cukup excited juga dia. Kalau anak-anak, sudah pernah semua naik LRT. Dari stasiun Jatimulya, kami turun di stasiun Cikoko. Stasiun LRT Cikoko ini merupakan stasiun integrasi. Jadi, dari stasiun ini, kita bisa pindah moda transportasi lain seperti TransJakarta, KRL, Dan ada JakLingko atau MikroTrans juga. Karena menjadi stasiun terintegrasi, stasiun Cikoko ini selalu ramai. Mereka yang mau ke Bogor dari Jakarta atau sebaiknya, banyak yang memilih rute ini. Transit di Cikoko, lalu nyambung dengan KRL. 

Keluar stasiun Cikoko, kami jalan aja ke arah jembatan penghubung atau skybridge, untuk bisa sampai di stasiun KRL Cawang. Ada petunjuk arahnya kok, jadi ngga perlu bingung. Jembatannya cukup ramai, banyak yang berganti moda transportasi lain. Kemarin malah sempat lihat antrian yang mengular untuk ke halte TransJakarta. Posisi stasiun KRL Cawang ada di bawah. Jadi opsi buat turun ke bawah, bisa dengan lift atau turun melalui tangga. Tapi, opsi dengan tangga ini cukup jauh karena harus keluar dulu. Makanya, banyak yang memilih naik lift. Tapi karena yang naik banyak banget, jadinya harus ngantri. 

Sampai di stasiun Cawang, tap kartu dan masuk. Ngga perlu nyebrang peron, karena peron kereta arah Bogor, berada di dekat pintu masuk. Kita bisa jalan ke tengah, supaya bisa agak lowong. Alhamdulillah, ngga lama nunggu, keretanya pun datang dan masih kebagian duduk di gerbong perempuan. Langsung melipir ke kursi prioritas karena bawa si toddler yang luar biasa aktif. 

Perjalanan dari stasiun Cawang menunju stasiun Bogor sekitar 48 menit sampai 1 jam. Tergantung kondisi arus keretanya. Kadang perlu menunggu dulu untuk bisa masuk stasiun karena antri. Ada 13 stasiun kereta yang dilewati, dari stasiun Cawang ke Stasiun Bogor. Untuk tarifnya, Rp. 5.000 aja. Cukup terjangkau untuk naik KRL, sedangkan kalau naik LRT tarifnya bisa 2-3 kali lipat. Tapi memang, dari segi kenyamanan, lebih nyaman naik LRT dan saya rasa, lebih cepat juga. 

Sampai di stasiun Bogor, wihh padat sekali Masya Allah. Ternyata banyak juga orang Jakarta yang jalan-jalan ke Bogor. Untuk keluar gate aja, susah sekali. Kami harus memastikan anak-anak ngga mencar biar ngga nyasar. Kami keluar stasiun yang arah Alun-Alun Kota Bogor. Kaget banget ketika keluar stasiun disambut sama lautan manusia. Mereka ada yang menggelar tikar, makan, ngobrol. Ratusan tenda kuliner berjajar. Menawarkan berbagai kuliner yang menggiurkan. Saya sempat ngiler sama cilok yang keliatannya enak. But sorry to say, ngga sesuai ekspetasi. Jadilah daripada mubadzir udah beli, dihabiskan aja walau hampir uwek-uwek :p

Di samping taman, ada Masjid Agung Kota Bogor. Karena sudah masuk waktu shalat dzuhur, jadi kami mampir buat shalat dzuhur dulu. Masjidnya besar Dan nyaman juga buat shalat. Hanya saja, karena ramai sekali, jadi kaya sumpek juga. Area wudhu ada di lantai bawah dan ternyata ada juga di atas. Beres shalat dzuhur, sebenarnya lapar tapi karena plannya kami harus jalan, yaudah ditahan dulu laparnya. 

Tujuan kami di Bogor ini adalah Kedai Kita. Suami ngajak makan pizza yang dipanggang dengan kayu bakar. Dan signature yang ada di Kedai Kita ini memang pizza uniknya ini. Reviewnya akan saya tulis setelah ini ya. 

Jarak dari stasiun Bogor ke Kedai Kita itu 1,9 km dan mungkin sampai 2 km, karena kami salah belok :p Walau ada yang cemberut karena kecapekan jalan, tapi Alhamdulillah banget ngga ada yang tantrum. Bersyukur cuaca juga ngga terlalu panas. Ditambah banyak pohon rindang, melewati Kebun Raya Bogor yang cukup sejuk. 

Lokasi Kedai Kita ini di depan Taman Kencana. Jadi, kalau sudah terlihat Taman Kencana, tinggal nyebrang aja. Sampai di Kedai Kita, harus masuk waiting list dulu saking ramenya. Padahal sudah lapar banget. Setelah berhasil dapat tempat duduk dan makanan yang kami pesan datang, kebayar lelahnya karena makanannya approve semua. 

Memberi Experience, Memberi Warisan yang Tak Ternilai 


Buat kami yang hanya keluarga kelas menengah, harta yang kami miliki hanya sebatas bisa bernaung dan bisa makan. Hal yang bisa kami berikan ke anak-anak hanya pengalaman dan quality time. Dari mereka masih kecil-kecil, saya dan suami memang senang ngajak jalan-jalan. Walau sekadar jalan-jalan sore, muter-muter naik motor ke komplek sebelah. Jajan, main di playground, atau naik odong-odong. Hal-hal sederhana itu yang membekas di ingatan anak. Kalau sekarang ditanya tentang hal yang paling diingat, anak-anak pasti akan jawab, ketika diajak jalan-jalan saya Bunda Abi. 

Jadi sebisa mungkin, kami sempatkan jalan sama anak-anak, minimal sebulan atau dua bulan sekali. Tergantung rezekinya juga. Kalau pas ada rezeki, jalannya ya agak jauh sedikit. Ke Jakarta atau Bandung misalnya.

Masih banyak hal yang ingin saya lakukan bareng anak-anak. Buat saya, anak-anak berhak dapat quality time dari orangtuanya. Semoga, buibu juga begitu ya dengan anak-anak. 

Comments

Most Wanted