Ini kali kedua, akhir tahun tanpa papah. Kembali memilih Bandung, karena masih sangat terjangkau. Ngga begitu jauh dari Bekasi dan memang waktunya ngga begitu banyak. Karena ada yang harus kembali ke Surabaya. Libur kuliahnya cuma sebentar dan setelah masuk, langsung ujian semester.
Bandung punya banyak banget kenangan. Terlebih saat masih ada papah. Paling sering ya ke Bandung buat liburan akhir tahun. Terakhir liburan akhir tahun sama papah itu ke Pangalengan. Kami camping bareng untuk kali pertama. Itu berkesan banget. Karena setelah itu, papah sakit dan meninggal :(
Kembali ke Pangalengan, Tutup Akhir Tahun yang Super Dingin
Saat adik saya bertanya soal kemana kita liburan akhir tahun ini, saya ngide ke Pangalengan aja. Saya share tentang kolam air panas yang buka 24 jam. Seru juga kalau bisa berendam bareng di kolam air panas sambil ngobrol santai.
Adik saya setuju. Akhirnya, tujuan liburan akhir tahun kami adalah Pangalengan. Kami berangkat pukul 8 pagi dan sampai di Pangalengan pukul 11. Alhamdulillah, perjalanan lancar dan ngga tersendat sama sekali. Karena sampai Pangalengan belum masuk waktu check in, jadi suami ngide ngajak ke tempat setting film Pengabdi Setan. Ah, serem bener. Katanya, cuma rumah yang dipakai buat syuting film itu aja. Bisa foto-foto gitu lah. Eh, qadarallah hujan deras. Jadi gagal masuk.
Lalu, suami menghubungi resepsionis hotel. Minta izin buat early check in, dengan alasan hujan deras. Biar bisa stay aja di penginapan, sebelum lanjut ke spot selanjutnya. Akhirnya diizinkan, Alhamdulillah.
Saya booking penginapan di Citere Resort Pangalengan. Kalau pertama kali saya ke Citere Resort menginap di tipe Junior suite, kali ini saya booking tipe Bungalow.
Untuk tipe Bungalow, ruangannya jauh lebih besar. Pas buat yang bawa keluarga besar. Bisa tambah extra bed juga kalau orangnya agak banyak. Fasilitasnya juga lebih lengkap. Ada dapur, peralatan masak, dan alat makan juga. Minus rice cooker aja sih, jadi bisa bawa dari rumah aja kalau diperlukan.
Setelah beres nurunin barang-barang dari mobil, kami istirahat sekejap di bungalow. Karena sudah bawa makan dari rumah, jadi pas sampe juga pada makan siang dulu sebelum istirahat dan shalat.
Sore, sekitar jam 17.30, kami jalan ke kolam air panas, Tirta Camelia. Kolam yang pernah saya datangi awal November lalu. Karena memang tempatnya bagus, bersih, dan rapih, saya rekomendasikan tempat ini ke adik. Alhamdulillah, pas suka juga lihat tempatnya. Jarak dari penginapan ke Tirta Camelia itu sekitar 8 km atau sekitar 25 menit perjalanan menggunakan mobil. Melewati perkebunan teh yang Masya Allah Tabarakallah indah banget. Karena habis hujan, jalannya berkabut. Untungnya ngga tebal banget kabutnya, jadi jalan pun masih aman dilewati.
3 jam kami di pemandian air panas Tirta Camelia. Cukup puas dan memang sudah pada kedinginan juga. Walau berendam air panas, tapi setelahnya karena udara Pangalengan itu dingin jadi ya tetap menggigil juga.
Kami kembali ke penginapan dengan kondisi yang sudah mengantuk. Tapi harus melek karena ada agenda selanjutnya, bakar ikan. Adik saya sudah bawa ikan yang cukup banyak. Perintilan lainnya juga seperti bumbu buat bikin sambal pun lengkap.
Memang, kalau perginya sekeluarga besar gini, ngga bisa kalau ngga bawa bahan makanan, cemilan, minuman, dan lainnya. Apalagi banyak anak-anak juga. Penting banget memastikan makanan untuk mereka aman. Jadi, walau menginapnya cuma semalam, bawaannya udah kaya mau liburan seminggu.
Istirahat setelah perut kenyang dan hati pun ruang. Memang berasa ada yang kurang, karena papah sudah ngga ada. Tapi, masih ada mamah yang harus kami - anak, menantu, dan cucu-cucunya - bahagiakan. Kehidupan kan harus terus berlanjut. Walau sesekali tiba-tiba ingat mereka - papah dan Aa - yang sudah berpulang duluan, rasanya sedih banget. Tapi, kami yakin, takdir Allah itu selalu yang terbaik. Jadi, kami harus selalu ikhlas dan ridho aja dengan apa yang sudah Allah gariskan.
Pagi di 31 Desember. Hari terakhir di tahun 2025. Kabut tebal menyelimuti area penginapan. Udara yang sangat dingin, seperti memaku badan kami untuk ngga kemana-mana. Mager. Mandi pun rasanya enggan. Padahal kami harus segera check out dari penginapan sebelum jam 12 siang. Tapi, karena udara dingin yang sangat menusuk, anak-anak memilih kembali menarik selimut. Sebagian nonton TV, menyemangati pasukan TNI yang tiba-tiba melintas di seberang penginapan, dan makan.
Jam 12, kami check out. Setelah memastikan bahwa ngga ada barang yang tertinggal, suami mengembalikan kunci bungalow ke resepsionis. Setelah aman, kami pun pulang. Tadinya, mau langsung pulang ke rumah. Tapi, adik saya tiba-tiba ngajakin makan cuanki Serayu. Artinya, kami harus beranjak ke Kota Bandung, yang infonya sudah macet di sana sini. Tapi ya biar sekalian ke Bandung, yaudah lah ya.
Makan cuanki dengan antrian yang mengular panjang. Alhamdulillah, bisa langsung dapat tempat duduk, jadi tinggal nunggu makanannya siap aja. Memang ada yang kurang sih, kalau ke Bandung tapi ngga makan cuanki Serayu. Malah seringnya, saya beli juga buat dibawa pulang. Walau antriannya panjang, tapi terbayar dengan rasa cuankinya yang ngga ada lawan. Saking terkenalnya, cuanki Serayu ini ngga pernah sepi, antriannya selalu panjang. Walau begitu, kecepatan pelayannya oke. Makanya walau antriannya panjang, tapi cepet jalannya.
Beres makan cuanki, beli bolu bakar Tinggal yang jadi favorit adik. Tadinya ngga mau ikutan beli, karena pernah dikasih dia pun, saya ngga makan, karena selalu habis sama anak-anak aja. Tapi pas lihat tokonya, jadi penasaran dan akhirnya ikutan beli. Not bad lah, walau rasanya ya kaya roti aja sih.
Segala Impian Semoga Terwujud di Tahun Baru
Bohong banget sih kalau ada orang yang ngga berharap, tahun depan akan jadi lebih baik dari tahun ini. Karena, semua orang pasti berharap, bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari tahun ke tahun. Banyak mimpi yang belum terwujud di tahun ini, semoga bisa Allah wujudkan di tahun depan.
Ngga expect juga kalau mimpi besar saya dan suami Insya Allah bisa terwujud di tahun depan. Kami, Insya Allah, akan berangkat haji. Dengan segala perasaan yang campur aduk, kami cuma berharap, ini adalah benar takdir baik dari Allah untuk kami. Cita-cita semua umat muslim di dunia. Menyempurnakan rukun Islam yang lima.
Dengan segala kerendahan hati, mohon doanya yaa, agar perjalanan spiritual kami ke Baitullah, bisa Allah mudahkan dan lancarkan. Dan, saya pun berdoa, buat semuanya, agar Allah juga memudahkan segala urusan teman-teman semua ya. Tahun depan, semoga banyak takdir baik yang Allah berikan untuk kita semua. Tetap percaya dan yakin, kalau Allah akan memberikan yang terbaik.

Comments
Post a Comment