Skip to main content

Semarang, Kota yang Katanya Punya Matahari Lebih dari Satu

Saya ngga percaya ketika banyak orang yang bilang, kalau Semarang itu super panas. Karena saya tinggal di Bekasi, yang juga punya suhu lebih panas dari kota tetangga. Bekasi malah sering di-bully sebagai kota yang kalau kalian masak telur di luar rumah, bakal matang dengan sendirinya. Sarkas yang menggambarkan betapa panasnya Bekasi.

Semarang

Sampai akhirnya, saya menginjakkan kaki (lagi) di Semarang. Sampai di Semarang ketika masih gelap gulita. Bahkan Matahari pun belum siap menampakkan diri. Udara Semarang masih cukup sejuk. Keluar stasiun Tawang, saya dan teman berjalan santaii menyusuri semacam irigasi atau pintu air. Di bagian tengahnya, ada patung Soekarno yang tinggi menjulang. Spot yang membuat kami berhenti lama. Ada signage 'Semarang' yang cocok diabadikan oleh kami, turis lokal yang nyamar jadi travelers.

Dengan carrier 45+5L, saya berjalan sok kuat. Ya, anggap latihan buat muncak. Yang sebenarnya entah kapan terealisasi. Karena, sejak belasan tahun hanya jadi wacana. 

Stasiun Tawang, berada di kawasan Kota Lama Semarang. Jadi, keluar stasiun, kita seakan dibawa masuk ke jaman kolonial. Bangunan-bangunan peninggalan Belanda masih kokoh berdiri. Cukup baik dirawat oleh pemerintah setempat. Jadi, cukup membuat senang para turis yang suka dengan wisata sejarah. Plus, turis yang hobi foto, macam kami. Foto jadi lebih estetik dengan background bangunan tua di Kota Lama Semarang ini.

Karena masih pagi, udaranya masih sejuk dan mataharinya masih malu-malu, jadi masih enak buat jalan-jalan. Sayangnya dan teman menyusuri beberapa bangunan yang ada di Kota Lama Semarang. Sebuah bangunan dengan kubah bulat berwarna merah, cukup menarik perhatian. Ternyata bangunan itu namanya Gereja Blendung. Bangunan lain cukup terawat dan bersih. Ada beberapa petugas kebersihan, yang sudah memulai aktivitas mereka di area itu.

Di seberang gereja blenduk, ada bangunan merah bernama Marba. Kalau dari info yang saya baca, gedung ini adalah kantor sebuah perusahaan. Walau gedungnya khas bangunan peninggalan jaman kolonial, tapi ngga bisa dimasuki karena ya kantor orang.

Beranjak ke Pusat Kota 


Sebenarnya sih belum puas jelajah Kota Lama Semarang, tapi ya karena lapar jadi kami harus beranjak buat cari makan. Kalau ngga ya pada semaput semua saya kira. Apalagi saya yang saat itu mulai oleng, karna lapar. Carrier yang saya bawa, cukup menguras tenaga.

Kami memesan taksi online. Tujuan kami adalah sebuah cafe yang bukanya 24 jam, agar kami bisa langsung sarapan. Karena normalnya, cafe bukanya jam 9 keatas ya. Lokasi cafenya di depan mall Paragon. Cafenya nanti akan saya review di next blogpost ya. 

Dari sarapan, hingga makan siang, saya dan teman stay di cafe itu. Alhamdulillah, waitress nya baik-baik. Jadi, diizinkan buat berlama-lama. Karena memang kami sambil kerja, menyelesaikan beberapa tugas yang masih belum selesai.

Di sela mengerjakan tugas, kami sempat nyebrang ke mall Paragon. Saat keluar dari cafe menuju mall, oh wow panasnya. Saya sih masih merasa ya sama aja panasnya dengan Bekasi. Jadi, saat itu saya masih cukup santai. Masuk ke dalam mall, wow dingin. Jadi berasa ngadem banget ke mall. Mungkin orang Semarang juga begitu. Main ke mall buat ngadem.

Setelah urusan di mall beres, kami balik ke cafe. Langsung pesan makan siang. Beres makan siang, pesan taksi online menuju hotel. Sebelum taksi online nya datang, kami ngga beranjak dari cafe. Panasnya semarang ternyata benar adanya. Sampai nyelekit ke kulit ketika kulit terpapar sinar matahari khusus Semarang. 

Sampai hotel, check in, nyalain AC dan kami memilih untuk rebahan. Tidak keluar hotel, hingga malam hari. Julukan sebagai kota terpanas di Jawa Tengah, memang benar adanya. Saking panasnya, sampai ada yang bilang kalau orang-orang di Semarang bawa matahari sendiri-sendiri. 


Ya begitulah akhirnya kami menikmati hari di Semarang. Walau begitu, saya ngga kapok ke Semarang. Karena masih belum banyak yang bisa dieksplor saking terbatasnya waktu. Jadi ya, sepertinya akan ada kunjungan lagi ke Semarang. Semoga panas Semarang akan lebih bersahabat di kunjungan saya selanjutnya. 

Comments

Most Wanted