Rasanya, pasti kita sudah tahu dan mungkin hapal banget dengan kisah nabi Ibrahim dan anaknya, nabi Ismail. Pengorbanan seorang ayah, demi membuktikan cintanya pada Rabb nya. Nabi Ibrahim membuktikan kalau cinta tertinggi adalah hanya untuk Allah. Rasa cinta pada anak, tidak boleh melebihi cinta pada Allah. Lewat kisah nabi Ibrahim itulah, akhirnya berkurban menjadi momen pembuktian rasa cinta, berserah diri, dan wujud syukur atas semua yang sudah Allah berikan.
Walau bukan termasuk rukun Islam, tapi berkurban sangat dianjurkan bagi mereka yang memiliki keluasan rezeki. Bahkan banyak juga yang mengusahakan nabung, demi bisa berkurban tiap tahun.
Berkurban Bisa Se-Ngaruh Itu
Tahu tidak? ada wilayah dimana penduduknya tidak pernah sama sekali makan daging, bahkan daging kurban sekalipun. Daerah terpencil dan terluar, dimana jarang sekali hewan kurban disalurkan di sana. Sedangkan di kota besar, daging hewan kurban melimpah ruah. Bahkan yang seharusnya tidak dapat daging karena sangat mampu, tapi malah dapat berkantong-kantong. Ketimpangan yang sungguh nyata.
Dan kita tahu ya, kondisi negara saat ini sedang tidak baik-baik saja. Perekonomian merosot, daya beli pun ikut melemah. Dari data yang dihimpun oleh IDEAS, dari tahun 2021 hingga tahun 2024, kelas menengah terpuruk hingga turun kasta menjadi pra sejahtera bahkan rentan miskin. Kondisi ekonomi yang makin sulit, berimbas pada daya beli, termasuk dalam pembelian hewan kurban. Dari data yang didapatkan, jumlah pekurban menurun angkanya sejak tahun lalu.
Walau dengan kondisi yang serba sulit, Dompet Dhuafa sebagai filantropi yang setiap tahun mengadakan program Tebar Hewan Kurban (THK), tetap optimis bisa menghimpun hewan kurban. Menurut Dwi Tanty, Ketua THK 1446H, dirinya optimis kalau Dompet Dhuafa bisa mencapai target perolehan hewan kurban. Tahun ini, target THK Dompet Dhuafa sebanyak 35.000 setara domba atau kambing. Hewan kurban yang terkumpul, nantinya akan didistribusikan di 28 propinsi dan 105 kabupaten / kota.
Seperti tahun sebelumnya, pendistribusian hewan kurban nantinya tidak hanya di Indonesia. Tapi, akan disalurkan di 3 negara yaitu Palestina, Somalia, dan Myanmar. Untuk luar negeri, daging akan diproses menjadi daging frozen dan kaleng. Cara ini dianggap aman, karena pendistribusian keluar negeri pastinya akan memakan waktu yang lama.
Daging kurban yang mungkin kita anggap biasa, tapi bagi saudara kita yang jarang mengkonsumsi daging, akan menjadi sesuatu yang berharga. Dalam sebuah video yang diputar pada konferensi press (15/5) lalu, mitra Dompet Dhuafa yang mengantarkan hewan kurban ke sebuah desa, sampai menangis. Betapa masyarakat di desa itu sangat bersyukur ada hewan kurban yang diantar. Setelah bertahun-tahun, tidak pernah ada hewan kurban. Sebagai warga perkotaan dimana selalu melihat melimpahnya hewan kurban di berbagai masjid, saya ikut sedih. Ternyata, ada loh saudara kita yang ngga pernah merasakan bagaimana rasanya daging hewan kurban.
Ketimpangan itulah, yang menjadi alasan hadirnya Tebar Hewan Kurban. Dimulai pada tahun 1994, Dompet Dhuafa memulai program 'Menebar 999 Hewan Kurban' (THK) dan berhasil menghimpun 644 ekor domba/kambing dan 8 sapi. Tahun 1995, terkumpul 833 ekor domba/kambing dan 6 sapi. Dan, tahun 1995, barulah THK mencapai target dengan berhasil menghimpun 1.399 ekor domba/kambing dan 33 sapi. Tahun 1997, nama program ini resmi menjadi Tebar Hewan Kurban.
Sejak tahun 1994 hingga 2024, total penghimpunan THK sudah mencapai 711.857 ekor setara domba/kambing dan 19.232 sapi. Penerima manfaat dari program THK ini mencapai 67.718.480. Jumlah yang diharapkan akan terus meningkat di tahun 2025 ini.
Program THK ini tidak sekadar jual beli hewan, tapi ada sisi pemberdayaan peternak. Hingga akhirnya, Dompet Dhuafa memiliki banyak mitra peternak yang tersebar di berbagai daerah. Mitra peternak yang dibina oleh Dompet Dhuafa menjadi lebih berdaya. Banyak yang tadinya hanya memiliki beberapa ekor kambing, setelah mendapatkan pembinaan, kambingnya bisa mencapai puluhan hingga ratusan.
Berkurban Mudah Lewat Dompet Dhuafa
Pengalaman selama 31 tahun dalam menyalurkan hewan kurban, rasanya sudah bisa menjadi bukti bagaimana Dompet Dhuafa serius dengan program THK. Ada 4 keunggulan dari THK yang menjadi nilai plus dari program ini :
- Pasti sesuai syariah
- Pasti jantan
- Pasti hingga pelosok
- Pasti laporan cepat
Harga hewan kurban yang ditawarkan juga disesuaikan dengan budget dan kebutuhan. Tahun ini, THK memiliki tipe domba/kambing ekonomis dengan harga 1.799.000 dengan berat hewan sekitar 20-22 kg. Selain itu, ada tipe standar dengan harga 1.999.000 yang berat hewannya 23-25 kg. Domba/kambing tipe medium, harganya 2.599.000 berat hewannya 26-28 kg. Terakhir ada tipe premium, berat hewannya 29-33 kg dengan harga 2.999.000.
Untuk yang ingin berkurban dengan sapi, harganya 13.999.000 dengan berat sapinya sekitar 250-300 kg. Bagi yang ingin mengambil 1/7 bagian sapi, bisa membeli dengan harga 2.090.000 per orang. Tipe-tipe hewan kurban ini membantu kita untuk berkurban sesuai dengan budget yang kita miliki.Untuk berkurban di Dompet Dhuafa, bisa langsung klik link di bawah ini ya
Setiap yang berkurban, akan menerima laporan penyaluran secara realtime. Jadi, mulai foto hewan kurbannya, saat akan disembelih, dan ketika penyaluran. Semuanya dilaporkan segera, bukan seminggu apalagi sebulan kemudian.
Tidak perlu berkecil hati jika tahun ini baru bisa membeli tipe terkecil. Siapa tahu, hewan kurban yang kita berikan, lalu dagingnya dikonsumsi saudara kita yang membutuhkan, dibalas dengan doa-doa baik untuk kita. Yang membahagiakan dari sedekah adalah doa yang mengalir untuk kita. Kita tidak pernah tahu ya, doa baik siapa yang menembus langit.
Jadi, jika ingin memberikan manfaat lebih luas dari hewan kurban yang kita berikan, THK Dompet Dhuafa bisa menjadi 'jembatan' nya. Saat tangan kita sendiri tidak bisa menjangkau langsung, ada THK yang bisa dimanfaatkan.
Comments
Post a Comment