Skip to main content

Menikmati Terasering Panyaweuyan Majalengka, Hamparan Hijau Kebun Berundak


Waktu melewati daerah Ubud di Bali, saya sempat terpukau dengan keindahan terasering. Hamparan sawah yang dibuat berundak, hijau, dan beneran indah banget. Dari situ, kalau lihat terasering-terasering di daerah lain, seneng deh. Rasanya pengen lama-lama menikmati keindahan sawah yang unik seperti itu.

Terasering


Terasering atau sengkedan merupakan metode konservasi dengan membuat teras-teras yang dilakukan untuk mengurangi panjang lereng, menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah (Wikipedia

Selain di Indonesia, budidaya terasering juga populer di berbagai wilayah. Mulai dari benua Asia, Afrika, dan Amerika. Praktek terasering ini biasanya dilakukan di daerah-daerah pegunungan. Suku Inca yang berada di Amerika Selatan, membuat terasering dengan memanfaatkan lahan di perbukitan. Menanaminya sehingga jadi lebih subur.

Sebenarnya, metode terasering ini sengaja dibuat bertingkat untuk mengurangi kemiringan atau panjang lereng. Bisa dibilang, fungsi tingkatan-tingkatan itu sebagai penahan. 

Ada banyak sekali manfaat terasering diantaranya: mencegah erosi, dan longsor, memaksimalkan luas area bercocok tanam, menjaga keseimbangan lereng, menguatkan struktur tanah, dan meningkatkan kesuburan tanah. 

Terasering Panyaweuyan Majalengka

Sudah sedikit lebih paham ya apa itu terasering. Salah satu terasering yang jadi destinasi wisata adalah Terasering Panyaweuyan Majalengka. Jadi, saya dan keluarga pernah berkunjung ke Panyaweuyan ketika liburan di Majalengka beberapa waktu yang lalu. Seingat saya sekitar tahun 2021, wehh udah lama juga ternyata. Tapi kenangannya masih terekam jelas kok. Makanya sekarang bisa cerita.

Akses ke Panyaweuyan itu berliku dan berbatu. Ada sih jalan yang sudah diaspal, tapi ya ngga semulus jalan aspal pada umumnya. Yang lebih memacu adrenalin, jalannya tuh kecil dan pinggirannya jurang. Kebayang ngerinya waktu ada mobil papasan, wah gils sih deg-degannya. Rombongan mobil keluarga saya papasan dengan mobil pick up pengangkut sayur. Mana mobil kaka ipar itu mobil dengan bodi yang gede. 

Terasering Panyaweuyan
Jalan menuju puncak Panyaweuyan, memacu adrenalin 

Dramatis banget waktu kami berusaha mepet-mepet jalan demi bisa melanjutkan perjalanan. Salah perhitungan aja, masuk jurang dah. Qadarullah, kami bisa melewatinya dengan selamat. Tapi mobil keponakan, spionnya patah karena senggolan. 

Sepanjang jalan mencapai puncak, kita akan melihat banyak petani yang lagi bekerja. Ada yang menanam dan menanam sayuran. Ada sayuran yang sudah dipanen dan diletakkan di pinggir jalan. Untuk kemudian diangkut dengan mobil pick up dan dibawa ke pasar.

Sampai di puncak, kita pasti akan berdecak kagum dengan hamparan hijau kebun berundak, Terasering Panyaweuyan. Sejauh mata memandang, yang tersaji benar-benar bikin ngga mau pulang. Saat itu, udaranya ngga begitu dingin, tapi ngga panas juga. Adem pokoknya. 

Destinasi wisata Majalengka ini cukup hits di media sosial. Banyak banget yang berkunjung. Sempat agak susah dapat parkir saat itu. Untuk mobil, ngga ada parkiran khusus gitu. Jadi hanya di pinggir-pinggir jalan saja. Tapi untuk motor, lokasi parkirnya tersedia khusus. 

Terasering Panyaweuyan

Waktu datang, saya kira ngga ada tiket masuk. Ternyata pas saya dan keluarga mau shalat which is musholanya agak naik ke atas bukit, ada orang yang jaga dan mintain 'uang masuk'. Ternyata, di area masuk dari parkiran motor itu, ada loket tiket. Harga tiket masuknya 5.000 saja. Tapi, ketika tulisan ini dibuat, saya cari info lagi, ternyata harga tiketnya masuknya jadi 12.000

Ada apa di Terasering Panyaweuyan? Kebun dan ladang hijau yang berundak-undak, ditanami sayuran seperti daun bawang, bawang merah, selada, dan yang lainnya. Ada masjid yang ketika saya datang, belum difungsikan. Kalau sekarang sih kayanya sudah berfungsi. 

Terasering Panyaweuyan

Ada semacam menara pandang, deretan tempat duduk, dan warung-warung. Harga-harga makanan dan minuman yang dijual masih wajar sih menurut saya. Saya mendatangi satu warung lalu memesan teh hangat dan pisang goreng. Walau udaranya saya rasa ngga terlalu dingin, tapi teh yang saya pesan, kok ya cepet banget dinginnya gitu.

Angin yang berhembus lumayan kencang. Makin sore, suhunya sepertinya makin turun. Karena ya kan Panyaweuyan ini berada di kaki gunung Ciremai. Jadi udaranya pasti sejuk. Sempat gerimis juga saat itu. Saya berteduh di warung sambil menyeruput teh yang sudah tak lagi hangat.

Terasering Panyaweuyan

Bagaimana mencapai lokasi Terasering Panyaweuyan Majalengka? Dari pusat kota Majalengka, jaraknya 19 km dengan waktu tempuh sekitar 37 menit, tapi bisa lebih lama dari itu. 

Dari alun-alun Majalengka, bisa ke arah Utara untuk mencapai Bunderan Cigasong. Dilanjutkan sampai Jalan Pasukan Sindangkasih dan ke terminal Maja. Dari terminal Maja, bisa lanjut hingga ke Desa Sukasari Kidul. Bisa juga sih ikutin maps, kalau mau lebih pasti.

Karena saya masih akan sering bolak-balik Kuningan, sepertinya saya akan kembali mengunjungi Terasering Panyaweuyan Majalengka. Rasanya candu, menikmati hamparan kebun sayur dari puncak. Memerhatikan para petani dengan sangat baik, mengelola kebun. Menanaminya dengan penuh cinta. Hingga akhirnya, tanamannya tumbuh subur. Dan kita, bisa menikmati hasil bumi yang mereka olah. Masya Allah Tabarakallah. 



📍 Terasering Panyaweuyan

Sukasari Kidul, Kec. Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat 45462

Comments

Most Wanted